BEAUTY STANDARD

STANDAR KECANTIKAN, EMANG BENERAN ADA?

Apa sih yang terlintas di pikiran kalian ketika mendengar kalimat "Menjadi perempuan itu..." ?

Aku pribadi kepikiran kalau menjadi perempuan itu bukanlah hal yang mudah untuk dijalani meskipun pada dasarnya semua gender sama-sama memiliki tingkat kesulitan masing-masing dalam hidupnya, namun aku merasa perempuan harus berjuang lebih extra untuk dapat diakui di masyarakat. Ya, hal ini karena sejak dulu perempuan selalu dianggap lebih rendah derajatnya. Namun, kita harus bersyukur karena semakin ke sini, semakin banyak komunitas-komunitas yang gak pernah letih memperjuangkan kesetaraan gender.

Ngomongin soal perempuan emang ga ada habis-habisnya. Mulai dari masalah pendidikan, karir, beauty standard, dan lain-lain. Aku juga mau ngobrol sama kalian tentang masalah itu semua tapi akan jadi sesuatu yang sangat panjang dan membosankan kalau kita langsung obrolin semua. Jadi, aku memutuskan untuk ngobrolin soal Beauty Standard dulu.


"Jangan main panas-panas, ntar kamu jadi item... anak cewek gak cantik kalau item"

Pernah dengar kalimat di atas? Sering dong ya. Tapi aku ga menyalahkan 100% kalimat tersebut karena emang main di luar pas matahari lagi terik-teriknya ada dampak negatif bagi kesehatan kulit kita. Mungkin alasannya aja yang perlu diganti.

Lalu, kalian pernah dengar ga sih orang bilang kalau Beauty Standard itu sebenarnya gak ada? aku sering banget lihat orang komentar atau buat konten dan bilang kalau Beauty Standard itu gak ada. Tapi menurutku Beauty Standard does exist dan setiap negara/daerah punya standarnya masing-masing. Contohnya, Korea Selatan. Patokan kecantikan bagi mereka adalah seperti K-Idol yang memiliki tubuh langsing, kulit putih, memiliki lipatan mata, dan lain-lain. Bagaimana dengan Indonesia? 

Sebenarnya kalau dipikir-pikir, standar kecantikan itu memang ada tapi... keharusan untuk memenuhi standar kecantikan itu yang gak ada. Kita ga pernah dipaksa untuk ngikutin standar kecantikan yang ada karena pada dasarnya cantik itu relatif (kecuali dalam kasus beberapa profesi seperti pramugari dan modek catwalk). Cantik di mata A, belum tentu cantik di mata B. 

Aku sendiri selalu mikir, emang standar kecantikan orang Indonesia itu gimana sih? Karena beda daerah beda standar. Misalnya, di kota aku sendiri, di Medan. Aku ngerasa standar kecantikan disini masih berpatok pada kulit putih. Lalu bagaimana dengan yang berkulit hitam? Sampai hari ini aku masih jarang ketemu sama kasus dimana cewek berkulit hitam dibully. Cuman aku pernah dengar cerita teman aku yang dulunya dijauhi teman-teman sekelasnya karena kulitnya enggak seputih anak keturunan chinese lainnya. Mungkin ini faktor keturunan juga ya. Aku sering banget denger orang-orang nanya, "Katanya chinese, kok item sih?". Aku juga dulu sempat punya pemikiran gini. Aku pikir keturunan chinese harusnya putih-putih dan aku sempat kepikiran mungkin aku ga seputih keturunan chinese lain karena aku ada campuran jawa juga wkwk. Konyol banget ga sih? sekarang kalau aku mikir gitu rasanya kayak bodoh banget. Karena faktanya emang banyak orang chinese yang kulitnya ga putih dan banyak yang non-chinese yang kulitnya malah lebih putih. Yang harusnya dilihat bukan sukunya tapi genetiknya. Mama aku emang orang Jawa dan kebetulan gen kulit dari dia enggak terlalu putih. Papa aku orang chinese, gen kulit Papa aku emang lebih putih dari Mama. Jadi aku anaknya, dapat 50:50 gitu dan inipun harus dibarengi dengan perawatan. Tapi ada juga kok yang campuran kayak aku kulitnya putih banget. Jadi, balik lagi ke siapa orangtuanya.

Aku pernah ngerasa insecure dulu karena setiap main ke gunung atau ke pantai, besoknya kulit aku langsung gosong gitu. Apalagi dulu belum ngerti yang namanya sunblock dan sunscreen. Nah, gosongnya bisa sampe seminggu bahkan lebih. Setiap foto, aku bisa lihat muka aku iteman trus ada merah-merah gitu, jelek banget wkwk. Tapi aku ga pernah malu buat foto bareng meskipun gosong. Cuman emang kadang agak kecewa aja sama hasil fotonya HAHA. Aku mau spill fotonya, cuman udah entah kemana. Maybe ntar kalau udah jumpa aku bakal upload disini.

Balik lagi ke pembahasan kita soal standar kecantikan. Kalian tau ga sih kalau ada beberapa artis wanita yang berhasil menciptakan standar kecantikannya sendiri yang berlawanan dengan standar kecantikan di daerahnya. Contohnya seperti penyanyi solo Jessi dan Hwasa dari grup idol Mamamoo. Mereka memiliki warna kulit lebih gelap daripada idol pada umumnya bahkan wajah mereka juga tidak kelihatan seperti wajah idol korea pada umumnya.



Di daerah kita sendiri, kita punya Marion Jola yang memiliki postur tubuh agak berisi dan kulit eksotis secara bersamaan dan ada juga Anggun C.Sasmi yang berkulit eksotis. Dimana artis-artis Indonesia biasanya terkenal dengan kulit putih, mereka justru sangat percaya diri dengan perbedaan yang mereka miliki.



dan masih banyak artis-artis lainnya yang tidak bisa kusebutkan satu-persatu. 

Mungkin beberapa dari kita bakal berpikir... wajar mereka diakui cantik, karena mereka artis... mereka punya penggemar dan supporter, lah aku? cuman perempuan biasa yang gak dikenal banyak orang.

Sebenarnya kita sama kayak mereka. Sama-sama punya haters dan penggemar. Namun bedanya, karena mereka artis dan seleb, mereka lebih dikenal orang banyak sehingga penggemar dan hatersnya juga tersebar dimana-mana dan lebih transparan. Di balik itu semua, aku juga yakin perjuangan yang mereka lakukan juga bukan main-main. Siapa tau sebenarnya kita juga punya penggemar tapi mereka cuman berani lihat dari kejauhan, ya kan?

Setelah melalu semua perdebatan, aku menyimpulkan satu hal yang buat kita kelihatan lebih cantik hanyalah dengan PERCAYA DIRI. Aku sering lihat di tiktok banyak banget perempuan yang ngikut trend 'Ugly Check', meanwhile dia kelihatan cantik bahkan mungkin mukanya menjadi muka idaman beberapa perempuan lainnya. Aku ngerasa yang tadinya dia cantik jadi biasa aja. Ya mungkin dia butuh pengakuan dari orang lain kalau dia cantik, tapi caranya salah. Bahkan aku pribadi enggak membenarkan trend tersebut karena menurut aku trend itu dilihat dari sudut pandang manapun agak susah ketemu positifnya bahkan bersifat hiburan pun engga ada sama sekali. Bahkan berdampak negatif bagi diri sendiri karena hanya menurunkan tingkat kepercayaan diri sendiri karena kita jadinya hanya fokus pada kejelekan apa yang kita miliki.

Daripada ngikutin trend 'Ugly Check' yang katanya merendah untuk meninggoy, menurut aku lebih bagus ikutan challenge Show Your Pores atau Show Your Bare Face, karena challenge ini biasa lebih suportif dan sekaligus reminder buat kita bahwa kita gak sendiri. Banyak perempuan di luar sana yang kulitnya juga engga mulus but still look pretty and awesome.

Stop comparing ourselves dengan orang yang di atas kita karena akan ada selalu yang lebih baik dari kita dan jangan juga ngebandingin dengan orang yang di bawah kita karena menurut aku ngebandingin diri kita sendiri dengan orang di bawah kita kadang-kadang buat kita merasa lebih tinggi dari mereka. Jadi, lebih baik bandingi diri kita sendiri yang hari ini dengan yang sebelumnya. Karena dari sini kita akan lebih mudah merasa bersyukur dan bangga terhadap diri sendiri.

Next time, aku bakal bahas lagi tentang Beauty Standard karena masih banyak lagi yang mau aku omongin tapi blog kali ini udah panjang banget. Selain itu, aku juga mau bahas soal permasalahan cowok kebanyakan cari cewek hanya dari penampilan fisiknya doang. Kita bakal bahas emang hal ini beneran ada atau hanya perasaan kita aja.

Akhir kata, aku cuman mau bilang... meskipun kita ga dituntut untuk ngikutin standar kecantikan yang ada, tapi tetap jangan lupa untuk merawat diri. Mulai dari hal-hal kecil aja seperti rajin olahraga, mandi minimal 2x sehari, jangan makan sembarangan, tidur yang cukup dan minum air yang cukup. Karena menyayangi diri sendiri itu lebih penting daripada memenuhi omongan orang lain. 

Stay safe everyone and have a nice day <3

Posting Komentar

2 Komentar

  1. What a nice way to end the article with the last paragraph! Seringkali ada anecdotal fallacy di masyarakat soal self-acceptance. Seolah karena ga perlu ngikutin beauty standard terus dibiarin aja nggak dirawat seperti apa adanya. Seolah itu hal yang benar. Kalau kulit kita masih trouble ya harus dirawat sebisa mungkin sampai mencapai kondisi di mana kulit itu dinilai sehat. Lagian soal beauty standard itu ga terbatas soal skin tone aja bukan? Tiap negara punya "standard" mereka sendiri dan faktor geografis berperan penting. Kita di Indonesia sun exposure nya tinggi, rawan hiperpigmentasi. Makanya kulit yg lebih gelap jg lebih common. Ga heran yg kulit terang seolah 'privileged' conntrary to the situation in Western Countries. Alih2 merasa korban ekspektasi "beauty standard" ya kenapa enggak mencoba self love dengan merawat diri, kan? Tugas kita sbg manusia yg dianugerahi raga kan hanya itu? Merawat apa yg kita miliki sbg wujud rasa syukur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo kak bintang❤ thankyou udah mampirr.. yap bener beauty standard emg luas bgt bkn hnya skin tone makanya ga bakal cukup buat dijabarin dalam satu halaman. Dan ya, aku setuju, tubuh ini pemberian tuhan jadi kita pribadi hrs bsa bertanggung jwb atas itu🥰

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung :) Silahkan tinggalkan komentar yang baik dan sopan, ya. Untuk pertanyaan penting, silahkan langsung hubungi email ranimutiaraa10@gmail.com ataupun DM instagram @ranimutiaraa_ untuk respon lebih cepat.